
Taman Nasioanal Alas Purwo, mendengar nama itu pastinya anda langsung kepikiran dengan hal-hal gaib dan misteri, karena memang hutan yang satu ini terkenal dengan hal-hal gaib dan misteri, tapi kali ini saya tidak akan membahas mengenai hal-hal gaib yang berada di Alas Purwo melainkan akan membahas tentang keindahan Taman Nasioan Alas Purwo beserta isinya.
Nama Taman Nasioan Alas Purwo memanglah sudah sangat terkenal di Indonesia, apa lagi kalau membicarakan hal gaib Alas Purwo seperti memang sudah menjadi gudangnya, akan tetapi walau Alas Purwo banyak mengandung cerita mistis kalau bicara mengenai keindahan alamnya tidak perlu diragukan lagi, dengan luas 43.420 hektare yang terbagi menjadi 6 ekosistem yaitu hutan bambu, hutan mangrove, hutan pantai, hutan alam, hutan tanaman dan juga hutan rumput, membuat Taman Nasional Alas Purwo semakin sedap dipandang, sedangkan untuk hutan bambunya sendiri mendominasi sekitar 40% dari seluruh kawasan hutan, dan menjadi salah satu tempat di Taman Nasional Alas Purwo yang wajib anda kunjungi.
Taman Nasional Alas Purwo dengan luas 43.420 hektare menjadi tempat yang ideal bagi flora dan fauna untuk hidup, tak kurang dari 13 jenis bambu dan 580 jenis tumbuhan bisa hidup di hutan ini, dan beberapa di antara tumbuhan ini adalah tumbuhan khas dan endemic dari Taman Nasional Alas Purwo seperti sawo kecik (Manilkara kauki) dan bambu manggong (Gigantochloa manggong).

Akses menuju Taman Nasional Alas Purwo
Jika anda ingin berkunjung ke Taman Nasional Alas Purwo ada bebrapa rute yang bisa di ambil, jika anda dari arah Banyuwangi anda bisa mengambil jalur Banyuwangi - Rogojampi - Srono - Muncar – Tegaldlimo. Setelah sampai di Tegaldlimo anda harus menyusuri jalan makadam atau masih bebatuan yang jaraknya sekitar 10 km, baru setelah itu anda akan menemukan pos Rawabendo, yang merupakan gerbang utama Taman Nasional Alas Purwo. Jarak yang harus ditempuh dari banyuwangi kotan sampai ke gerbang utama Alas purwo memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan.
Dan jikalau anda datang dari arah Jember, hal pertama yang anda harus lakukan adalah menuju kearah Genteng yang jaraknya dari Jember ke Genteng sekitar 65km, dan dilanjutkan menuju Jajag – Srono – Muncar – Tegaldilmo.
Dan saran dari saya jika anda ingin berkunjung ke Taman Nasional Alas Purwo sebaiknya anda memakai kendaraan pribadi entah mobil ataupun motor, jika anda yang berasal dai jauh saya sarankan anda menyewa kendaraan jika mau berkunjung ke Taman Nasional Alas Purwo, karena sampai saat ini tidak ada kendaraan umum yang memiliki trayek samapi ke Alas purwo, maka dari itu saya sarankan jika anda mau berkunjung ke Taman Nasional Alas Purwo lebih baik membawa kendaraan sendiri.
Dan jika anda berlibur ke Taman Nasional Alas Purwo berikut beberapa tempat yang wajib anda kunjungi, karena jika anda melewatkan salah satunya saja pastinya anda akan menyelas nantinya.
Lokasi favorit yang wajib dikunjungi di Taman Nasional Alas Purwo
1. Sadengan

Karena banyaknya pengunjung yang datang ke tempat ini pihak pengelola Taman Nasional Alas Purwo mendirikan sebuah menara pandang dari kayu yang mempunyai tga lantai, dengan tujuan agar para wisatawan bisa menikmati Sadengan dari ketinggian, dan tidak lupa juga disediakan pagar pembatas agar para wisatawan yang datang tidak masuk ke padang savana, pembangunan pagar pembatas dan rumah pandang di Sadengan ini selain agar pengunjung tidak masuk ke padang savanna karena memang berbahaya mendekati binatang liar di alam bebas, selain itu pembangunan pagar pembatas juga bertujuan untuk melindungi binatang-binatang yang ada disana, tapi jika anda ingin mengambil gambar binatang dari jarak dekat anda bisa meminta bantuan kepada petugas untuk mengantarkan anda masuk ke padang savana.
2. Pura Giri Selaka dan Situs Kawitan
Lokasi ke dua yang wajib anda kunjung jika ke Taman Nasional Alas Purwo adalah Pura Giri Selaka dan Situs Kawitan, lokasi dari Pura Giri Selaka dan Situs Kawitan tepat berada di tenga-tengah hutan, konon Situs kawitan adalah peninggalan kerajaan Majapahit yang ditemukan secara tidak langsung oleh warga sekitar Alas Purwo pada tahun 1967 (ada juga yang bilang 1965) dan mulai digunakan untuk kegiatan keagamaan pada tahun 1968.

Pura Giri Selaka terletak tidak jauh dari Situs Kawitan, Pura ini dibangun karena umat Hindu yang melakukan kegiatan keagamaan semakin banyak, maka dari itu Pura Giri Selaka dibangun agar para umat hindu yang melakukan kegiatan keagamaan di tempat ini bisa tertampung, dan sampai saat ini kegiatan keagamaan umat hindu masih terus dilakukan di tempat ini, dan upacara yang dilakukan di tempat ini adalah upaca pagerwesi yang dilakukan setiap 210 hari sekali, upacara pager wesi adalah upacara yang menyelamati ilmu pengetahuan yang diturunkan oleh para dewa dari ancaman raksasa yang memangsa.
Upacara pagerwesi melewati tiga tahap yaitu palemahan, pawongan dan khayangan. Palemahan berupa sesaji bagi tanah sebagai santapan Bhatara kala, Pawongan merupakan ilmu dari para dewa, dan Khayangan sebagai rasa syukur atas limpahan ilmu yang sudah deberikan.
3. Pantai Trianggulasi
Setelah dari Pura Giri Selaka dan Situs Kawitan yang merupakan lokasi peninggalan sejarah berikutnya menuju pantai untuk menyegarkan mata anda, Pantai Trianggulasi letaknya tidak jauh dari Pura Giri Selaka dan Situs Kawitan hanya sekitar 3 km dari Pura Giri Selaka dan Situs Kawitan, Pantai Trianggulasi merupakan salah satu pantai yang ada dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo, pantai ini memiliki pasir yang putih dengan dihiasi banyak pepohonan yang tumbuh subur di pinggir pantai, pepohonan yang menghiasi pantai ini kebanyakan adalah pohon Nyamplung dan Bogem.

Walau pantai ini pemandangannya sangat indah tapi pantai ini sangat berbahaya untuk berenang, maka dari itu saya sarankan jika anda singgah di Pantai Trianggulasi lebih baik anda tidak usah berenang untuk keselamatan anda sendiri, walau tempat ini berbahaya untuk berenanag tapi bukan berarti tidak banyak pengunjung yang singgah ke tempat ini, dengan pemandangnnya yang indah tempat ini menjadi salah satu tempat terfavorit para wisatawan untuk berfoto, dan pemandangan sunset di tempat ini juga sangat indah, uniknya di Pantai Trianggulasi ini adalah terdapat banyak monyet yang akan menyambut para wisatawan yang datang, ditempat ini juga sudah ada wisma tamu dan juga pesanggrahan.
4. Pantai Pancur

Pantai Pancur sendiri terletak di Pos Pancur yang merupakan pos terakhir dari Taman Nasional Alas purwo, dan merupakan pemberhentian terakhir para wisatawan yang ingin menuju ke Pantai Plengkung / G-land.
5. Hutan Bambu

6. Gua

Selain Gua Istana ada juga beberapa Gua yang di anggap sebagai tempat keramat dan dijadikan tempat untuk bersemedi, seperti Gua Padepokan, Gua Mayangkara, Gua Gajah, Gua Haji, Gua Lowo dan Gua Basori.
7. Makan 7 Meter

Makan ini konon banyak orang yang mengatakan sebagai makam Eyang Suryo Bujo Negoro alias Mbah Dowo, Eyang Suryo Bujo Negoro konon seorang misionaris agama Islam sebelum masa Wali Songo. Menurut juru kunci makan Eyang Suryo Bujo Negoro adalah seorang senopati dari Demak, pada waktu itu dipimpin oleh raja yang bernama Raden Patah.
Sebenarnya asal-usul makan ini memang belum diketahui secara pasti, karena dibatu nisa juga tidak tertulis kapan tanggal atau tahunnya Mbah Dowo wafat, akan tetapi konon peziarah bisa mengetahui sejarah Mbah Dowo dengan cara kontak batin.
8. Pantai Ngagelan

Penyu yang mendarat di pantai ini antara lain penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas), dan puncak pendaratan penyu untuk bertelur biasanya terjadi pada bulan Mei sapai September.
9. Hutan Mangrove Bedul

10. Pantai Parang Ireng

11. Pantai Plengkung / G-Land

Baca Lebih Lanjut: PantaiPlengkung/G-Land Banyuwangi, spot surfing terbaik se Asia Tenggara
Itulah sedikit pembahasan yang bisa saya share tentang Taman Nasional Alas Purwo, dan semoga dengan apa yang saya tulis ini membuat anda mengerti betapa indahnya Taman Nasional Alas Purwo, dan bisa berkunjung ke destinasi wisata yang satu ini.
0 komentar:
Post a Comment